Di jawa barat, haji hasan mustapa dikenal sebagai bagawan sirna di rasa. Warisan karya sastra berupa dangding, menjadi referensi bagi para pengkaji naskah pasundan, dan wawasan spiritual yang disampaikan oleh ulama kontroversial ini. Hasan mustapa (18571930) was a scholar, mystic and poet who studied in mecca for thirteen years before commencing his career as an islamic official in the netherlands east indies. He wrote a number of sufistic treatises on islamic belief and practice, mostly in the sundanese language. Ia memegang peranan dalam sejarah islam di indonesia, terutama di jawa barat dan aceh.
Hasan mustapa merupakan seorang penghulu besar, ulama, dan dianggap salah satu pujangga sunda terbesar di tatar pasundan. Mustapa lahir di cikajang, garut pada tahun 1852 dan meninggal di bandung pada tahun 1930. Ayahnya, mas sastramanggala (haji usman). Hasan mustapa is remembered for various roles he played in colonial west javanese society.